Mendengar dan menangis bersama lebih baik dari pada menasehati.
Amsal 25:20
Orang yang menyanyikan nyanyian untuk hati yang sedih adalah seperti orang yang menanggalkan baju di musim dingin, dan seperti cuka pada luka.
Apa artinya?
Ayat ini merupakan suatu emblematik atau simbol. Dimana disini ada dua simbol yang digunakan yaitu "seperti orang yang menanggalkan baju dimusim dingin" dan "seperti cuka pada luka (terjemahan yang tepat adalah 'asam' ". Penulis Amsal sedang membandingkan orang yang sedang menasehati orang lain yang mengalami musibah dengan kedua kedua simbol tersebut. Apa artinya dan apa hubungannya?
- "seperti orang yang menanggalkan baju dimusim dingin". Apa yang terjadi ketika orang pada musim dingin dan kemudian ia menanggalkan bajunya? Ia pasti akan merasa dingin dan menarik tubuhnya, meringkuk (menekukan kaki kebadannya). Inilah yang terjadi kata Amsal ketika kita menyanyikan nyanyian bagi hati yang sedih. Orang yang merasa sedih tersebut akan menarik diri, dan merasa bahwa kita tidak mengerti perasaannya yang sedang mengalami penderitaan.
- "seperti cuka pada asam (luka). Apa yang terjadi ketika cuka dan asam dicampur? Akan terjadi buih yang sangat banyak, meluap, tumpah, dan akhirnya tidak ada lagi alias kembali ke keadaan semula. Demikian pula nyanyian bagi hati yang sedih, hanya bersifat sementara. Mungkin ketika kita menasehatinya ia seperti menerimanya, kelihatan tegar (padahal itu bisa saja demi menghargai kita), namun apa yang terjadi setelah itu? Ia akan sedih kembali.
Inilah sebenarnya dua hal yang disampaikan oleh Amsal kepada kita, bahwa ada dua reaksi yang terjadi ketika sedang datang untuk menghibur dengan cara menasehati orang yang mengalami musibahnya. Namun apa yang seharusnya kita lakukan? Kita lebih baik tidak melakukan apa-apa, kecuali duduk diam bersama denganya, mendengarkan dia, atau bahkan menangis bersama dengan dia. Sebab ketika orang bersedih yang dibutuhkan adalah teman untuk berbagi duka, perasaan, teman yang bisa mendengar, tapi bukan teman pandai bicara.
Apa yang terjadi dengan Ayub dan teman-temannya? Tujuh hari pertama teman-temannya hanya diam, duduk bersama, dan menagis bersama Ayub karena begitu beratnya penderitaanya dan itu tidak menimbulkan masalah apa-apa. Namun masalah terjadi ketika teman-temannya mulai mengangkat suara dan mulai berteologi dengan bebas. Akhirnya Ayub menyebut mereka "Penghibur-penghibur sialan".
Jadilah penghibur-penghibur yang mendatangkan kelegaan kepada sesamamu, bukan penghibur yang menambah duka sesamamu.
Banyak mendengar lebih baik daripada banyak bicara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar