Total Tayangan Halaman

Selasa, 23 April 2013

Apakah artinya “dikandung dari Roh Kudus dan lahir dari anak dara Maria?”


 

I. Apakah artinya “dikandung dari Roh Kudus dan lahir dari anak dara Maria?”

Ketika malaikat Gabriel memberitahukan kepada Maria bahwa ia akan melahirkan seorang anak laki-laki, maka Maria bertanya “Bagaimanakah hal itu terjadi?” Malaikat itu menjawab “"Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah.” (Luk. 1:34-35). Nats ini menyatakan bahwa Kristus akan lahir dari seorang dara bernama Maria dan dikandung atas kuasa Roh Kudus.

a.      Apa peran Roh Kudus dalam kelahiran Yesus?
Kelahiran Yesus adalah suatu hal yang sangat ajaib. Ia lahir atas kuasa roh Kudus. Banyak orang yang melakukan penjelasan tentang hal ini. Hal ini sebenarnya tidak dapat dijelaskan melalui nalar manusia, karena kelahiran Kristus adalah suatu misteri dan mujizat. Terjadi atas kuasa Allah. Untuk menyelamatkan manusia maka Allah berinkarnasi menjadi manusia. Yohanes 1:14 mengatakan bahwa Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran. Di dalam inkarnasi inilah ia datang ke dunia sebagaimana layaknya manusia, yaitu dikandung, lahir, dan besar. Kristus juga mengalami hal yang sama. Namun perbedaannya adalah Kristus bukan lahir atas kehendak manusia tapi atas kehendak Allah. Kuasa roh kudus yang menaungi Maria maka hal itu bisa terjadi. Hal ini menunjukkan Kemahakuasaan Allah.

Maria adalah orang berdosa, karena ia memiliki natur dosa, sehingga setiap yang lahir daripadanya adalah dosa. Dalam hal inilah roh kudus bekerja. Ia menjaga Kristus yang berinkarnasi tersebut dari kecemaran dosa Maria. Roh kudus juga mempersiapkan Maria untuk hidup kudus dalam menjalankan misi tersebut. Maria sebagai manusia mungkin memiliki kelemahan-kelemahan, misalnya kelemahan genetic. Namun ini tidak bisa turun kepada bayi Kristus karena kuasa roh kudus tersebut yang melindungi-Nya. Roh kudus melakukan pemisahan.

b.      Mengapa kelahiran Yesus dari seorang perawan begitu penting?
Pada zaman Perjanjian Lama kelahiran Yesus telah dinubuatkan, salah satunya adalah oleh nabi Yesaya. Sebab itu Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu pertanda: Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel. (Yes. 7:14).
-          Pertama, kelahiran Yesus dari seorang perawan merupakan penggenapan nubuat dari para nabi Allah. Hal ini menunjukkan bahwa janji Allah tergenapi dan Allah tidak pernah berdusta. Jika Kristus lahir dari seorang yang tidak perawan/dara maka nubuat sebelumnya adalah bohong. Nubuat Kristus pada zaman Perjanjian Lama menunjukkan bahwa Allah sudah merencanakan hal ini sebelum Krsitus datang ke dunia ini.
-          Kedua, Kristus lahir dari seorang perawan menunjukkan bahwa Kristus lahir bukan atas kehendak manusia, bukan lahir dari hasil hubungan seorang suami dan istri, tapi atas kehendak Allah dan kuasa Allah. Hal ini semakin mempertegas kemanusiaan Yesus yang sejati.

Kristus yang dilahirkan tersebut menunjukkan bahwa Ia sama dengan manusia, sama sepeti nats yang tertulis dalam Ibrani 3:17 Itulah sebabnya, maka dalam segala hal Ia harus disamakan dengan saudara-saudara-Nya, supaya Ia menjadi Imam Besar yang menaruh belas kasihan dan yang setia kepada Allah untuk mendamaikan dosa seluruh bangsa. Kemanusiaan Yesus yang sempurna juga menunjukkan bahwa Keilahian-Nya adalah sejati. Walaupun Ia telah berinkarnasi namun Ia tetap sempurna, karena tidak tercemar oleh dosa.

Inkarnasi Yesus menjadi manusia tidak berarti bahwa Allah berubah menjadi manusia, atau Ia berhenti menjadi Allah ketika Ia menjadi manusia. Allah Anak itu masih tetap Allah. Sebagai Anak Manusia Ia mengambil sifat yang baru, sifat manusia, serta menyatukan sifat itu dengan kodrat ilahi dalam satu wujud dan oknum. Yesus Kristus, Allah yang sejati dan manusia yang sejati.[1] Walaupun Ia telah menjadi manusia, namun Ia tetaplah Allah yang kudus, karena Roh Kudus membawa pemisahan diri-Nya.

c.       Apa kaitannya dengan kemanusiaan Yesus dan misi-Nya di dunia?
Untuk menyelamatkan manusia dari hukuman dosa diperlukan korban yang sempurna dan hanya Kristus sendiri yang dapat melakukan dan mewujudkan misi tersebut. Dalam inkarnasi (Firman menjadi daging), menunjukkan bahwa Kristus menjadi manusia. Namun Ia adalah manusia yang sejati tanpa dosa. Inilah pekerjaan roh kudus yang menjaga Kristus dari kecemaran dosa. Ia lahir dari seorang perawan menegaskan bahwa Kristus lahir atas kuasa roh kudus bukan atas kehendak manusia. Dosa asal tidak menempel dalam diri-Nya. Ia dijadikan sama seperti manusia kecuali dalam dosa. Jadi dalam hal inilah dapat terlihat kemanusiaan Kristus yang sempurna. Tidak bercela.

Ketidakberdosaan Kristus inilah yang menunjukkan bahwa Kristus adalah korban yang sempurna. Ia dapat menjalankan misi Allah dengan sempurna. Hanya pribadi yang tidak berdosa yang dapat menebus manusia berdosa.

II. Makna Kristus dikandung dari Roh Kudus dan lahir dari anak dara Maria bagi anak-anak Tuhan.

Kristus yang dikandung dari roh kudus dan lahir dari anak dara Maria menunjukkan bahwa Kristus adalah korban sempurna yang dapat menyelamatkan manusia. Tanpa kemanusiaan-Nya yang sejati, manusia tidak dapat diselamatkan.
Maknanya bagi anak-anak Tuhan:
-          Hal ini menunjukkan bahwa keselamatan merupakan anugerah Allah dan terjadi atas inisiatif Allah.
-          Kelahiran Kristus memberikan analogi tentang kelahiran baru. Kelahiran baru terjadi atas kuasa roh kudus bukan atas kehendak manusia.
-          Penggenapan nubuatan atas kelahiran Yesus juga menunjukkan bahwa Allah adalah Allah yang setia terhadap janji-janji-Nya.
-          Lahir dari anak dara Maria berarti Kristus menjadi manusia. Kristus  yang berinkarnasi tersebut hidup bagaimana layaknya manusia kecuali dosa. Hal ini berarti bahwa Kristus juga turut merasakan kelemahan-kelemahan kita. Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa. (Ibr. 4:15 ).

Kelahiran Kristus adalah suatu bukti kasih yang sempurna. Ia mau mengosongkan diri-Nya demi manusia. Ini adalah suatu pengorbanan yang sungguh luar biasa yang patut kita syukuri. Kita beryukur buat keselamatan yang Ia berikan bagi kita dan kita juga beryukur memiliki Kristus yang telah menjadi manusia sehingga Ia dapat merasakan kelemahan-kelemahan kita, bahkan Ia telah mengalami lebih dari apa yang kita alami.

Dalam kebiasaan kita sebagai manusia, ketika kita menghadapi masalah, kita lebih suka bercerita dengan orang yang pernah mengalami masalah tersebut. Kita merasa nyaman karena sepertinya “senasib” dan kita tidak malu untuk bercerita. Kristus yang telah turut merasakan kelemahan kita seharusnya menjadi kekuatan dan penghiburan bagi kita. Kita tidak sungkan untuk bercerita kepada-Nya.

Ketidak berdosaan-Nya telah menutup keberdosaan kita di hadapan Allah. Segala dosa dan pelanggaran kita ditanggungkan kepada-Nya. Ia memperdamaikan kita dengan Allah dalam ketidakberdosaan-Nya.


Kasih Allahku sungguh tlah terbukti. Ketika Dia serahkan Anak-Nya. Kasih Allah mau berkorban untuk kau dan aku. Tak ada kasih seperti kasih-Nya.




Selesai


[1] Elton G. Hill, Siapakah Yesus Itu,67.