- sumber kompas.com
Indonesia adalah negara yang kaya akan kejutan-kejutan heboh buat masyarakatnya. Mulai dari hasil pilpres yang digugat, sudah diperjuangkan mati-matian tapi ditolak juga sama MK (ingat bukan mantan kekasih #dagelan), kemudian kasus si butet Flo, kemudian vonis mrs. Atut yg kelewat baik vonisnya, kini dihebohkan dengan tema ospek yang diangkat oleh UIN Sunan Ampel Surabaya.
Tema yang diangkat dalam ospek tersebut adalah TUHAN MEMBUSUK (lihat http://regional.kompas.com/read/2014/09/02/12455961/Ospek.Mahasiswa.Pakai.Tema.Tuhan.Membusuk.UIN.Dikecam). Apa Tuhan membusuk???? Kira-kira begitulah repon sebagian orang yang membacanya. Kenapa? Karena ini adalah kata-kata yang cukup tabu untuk orang-orang beragama, orang-orang beragama berpikir bahwa ini adalah pelecehan terhadap Tuhan. So, seperti hukum alam, dimana ada kejadian kontroversi, disitu juga ada reaksi kontroversi, yaitu pro dan kontra. Banyak kalangan yang menyayangkan hal ini, terlebih-lebih karena kata-kata seperti ini berasal dari kampus yang basicnya adalah agama. Salah satu hal yang menggemaskan saya adalah, reaksi dari orang-orang yang kontra yang berkata bahwa ini adalah pelecehan terhadap nama Tuhan, sehingga kemudian membela mati-matian sampai (mungkin) melayangkan pengaduan kepada yang berwajib. Pertanyaannya adalah apakah yang dituliskan dalam tema ospek tersebut salah? Apakah 'tuhan' juga membusuk ketika UIN menuliskan hal tersebut?
Bagaimana menyikapinya:
1. UIN adalah sekolah Filsafat
UIN bukanlah sekolah atau universitas pada umumnya, tapi mereka adalah sekolah dengan basic filsafat. Apakah filsafat itu jahat? Apakah filsafat itu salah? Justru filsafat itu mengasah seseorang untuk berpikir bukan? Dan ketika mereka menyampaikan ide mereka, sudah otomatis itu tidak bisa lagi diartikan atau dibaca secara literal. Tapi harus dicoba dimengerti dalam secara akademis, karena tema ini memang ditujukan kepada para akademia alias mahasiswa. Jadi, ketika mereka berkata Tuhan Busuk, bukan berarti kita menelan mentah-mentah pengertiannya, seperti buah yang busuk, makanan yang busuk, atau tanaman yang busuk. Tapi kita mencoba melihat dan memahaminya seperti point 2 berikut!
2. Apa tujuan tema ini?
Berdasarkan ulasan kompas hari ini dalam topik http://regional.kompas.com/read/2014/09/02/13151011/Mahasiswa.UIN.Tema.Ospek.Tuhan.Membusuk.Berdasar.pada.Realita, disana dikatakan bahwa "Ketua Dewan Mahasiswa Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, Rahmat, mengatakan, tema tersebut sudah selesai didiskusikan di tingkat SC panitia ospek dan dieksplorasikan ke semua mahasiswa baru. Tema tersebut dipilih setelah pihaknya membaca realita yang terjadi saat ini, yaitu banyak kalangan menggunakan alasan agama untuk kepentingan politik dan untuk kepentingan lainnya." Ya, itulah tujuan mengapa mereka mengangkat tema seperti itu, yaitu begitu banyaknya orang-orang yang melakukan segala sesuatu atas nama agama, padahal ada kepentingan pribadi di sana.
Realita yang terjadi memang begitu bukan? Berapa banyak orang yang rela mati (bom bunuh diri) hanya demi agama, tapi apakah itu benar? Berapa banyak orang yang melakukan kebaikan yang katanya untuk Tuhan, tapi ternyata hanya demi popularitas, karena tuntutan, karena lingkungan. Berapa banyak orang yang membawa nama agama ke ranah politik, mengatasnamakan diri sebagai agama pembawa kebenaran tapi kenyataannya hanya untuk mendapatkan dukungan masyarakat?
Seharusnya kita bersyukur jika ditengah-tengah realita hidup seperti ini, UIN boleh mengangkat topik ini untuk menyadarkan kita semua sebagai orang yang mengaku beragama.Dan kemudian mengajak kita semua juga, untuk lebih jeli lagi melihat orang-orang disekitar kita, yang begitu hebat dalam berorasi membawa-bawa nama agama, apakah benar apa yang mereka katakan atau ada motivasi lain dibalik semuanya itu. Jadilah masyarakat yang lebih jeli dan berhikmat dalam menyikapi suatu keadaan.
Kepada seluruh masyarakat Indonesia yang mengaku beragama, janganlah terlalu cepat terprovokasi dengan isu-isu yang hanya merugikan diri kita sendiri, dan pihak lain yang mendapatkan untungnya. Jika ada yang berkata, mari kita membela nama Tuhan, lihat dulu duduk persoalannya, telaah baik-baik, baru bergerak. Jangan-jangan ajakan itu adalah ajakan yang mengatas namakan agama.
Refleksi:
Sudah seharusnya hal ini membawa kita kepada satu refleksi atau perenungan diri, dan bertanya kepada diri sendiri, sejauh mana kita sudah menghidupi dengan benar apa yang kita yakini selama ini. Apakah benar apa yang saya lakukan untuk Tuhan yang saya sembah atau hanya karena paksaan dari orang lain? Hanya untuk mendapatkan bayaran? Hanya untuk mendapatkan pujian dari orang lain?
SESUATU DISEBUT ABADI JIKA DIABADIKAN