"MESKIPUN SUDAH MENJADI BUBUR UDUK"
|
sumber mbah google |
Temans... hari ini saya dan beberapa teman jadi tim masak untuk beberapa orang. Kenapa? Karena si mbak lagi mudik. So, lets to masak hehehhe. Judul sarapannya pagi ini adalah Nasi uduk. Catet ya "NASI UDUK", nothing else. Yupss.... karena jarang masak maka cukup super sibuk mempersiapkannya. Cara cepatnya adalah minta resep dari ahlinya. Bumbu dan segala asesoris untuk nasi uduknya dipersiapkan ada yang sudah dipersiapkan jauh-jauh hari, ada juga yang pagi pagi buta baru dibeli (lebay banget ya....). Berhubung kita masaknya nasi uduk, sekali lagi catet baik-baik "NASI UDUK", maka kita harus bangun lebih awal. Pukul 04.30 wib kita sudah kumpul di backstage alias dapur. "Beneran kamu bangun jam segitu?" Husstt jangan bilang-bilang ketua timnya, tadi saya dateng jam 5 lewat 5 menit malah hahahha. "Ketua timnya g ngomel?" Ya nggaklah, wong pas aku datang dia sama teman yang lainnya lagi belanja, jadi dia g' tau klo aku terlambat. "Yeeee... Hi Five" Lupakan keterlambatan tadi. Saatnya untuk memasak. Bumbu dipersiapkan dan diaduk-aduk. Saya dan teman saya yang paling kece yang satunya lagi, menjadi tenaga pengaduk. Bayangin aja guys, saya harus mengaduk, dan mengaduk terus adonan nasi uduknya di wajan. Panasnya asap menguap, tidak saya hiraukan, saya begitu semangat untuk merelakan lengan ini bersama dengan lengan teman saya hanya untuk nasi uduk tercinta, kamu bisa bayangin kan, capeknya 'tu dimana? Capeknya 'tu disini..... "sekali lagi lu lebay, gua blokir dirimu!" Maap, maap, lanjut. Guys waktu kalian tinggal 30 menit lagi! Maap mas mau nanya, ini galeri master chef? *plakkk pembaca langsung tutup laptop. Semangat teman-teman, masih ada waktu kok. Baim kamu siapin peralatan makannya aja. Ok Fix. Aduk dan aduk terus nasi uduknya. Tiba-tiba........ Lho lho.... kok makin lembek. Aduk lagi bro... Aduk lagi, tarikkkk banggg.... Nasi uduk tercinta, pliss kamu jadi kering dong, kali ini aja. Pliss lu baik deh. "Apa gua baik? sekarang aja lu muji-muji karena ada maunya? hmmmm" "APA NASI UDUK BISA NGOMONG???" *mata melotot. Mikir aja sendiri! Kita sudah mengaduk sampai 180 derajat, kita sudah minta kenasi uduknya supaya kering, tapi apa daya. Takdir berkata lain, kita tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Memang dalam hidup ini, kita merancang-rancangkan segala sesuatu tapi sering juga yang terjadi malah sebaliknya. Meskipun kita sudah berjuang ekstra, kita berkorban, tapi ketika takdir berkata lain, tidak ada hal yang dapat kita lakuka. "Wooiiiiiii... kok malah curhat? Nasi uduknya pie toh?" Nasi uduknya jadi bubur uduk. PUAS??? "bangettt..." *sambil lari kabur. Ya... itu yang terjadi, nasi uduk tercinta menjadi BUBUR uduk. "Truss kalian dan temans g' sarapan dong" *muka penuh simpati. Nasi uduk atau bubur uduk, tidak menjadi masalah bagi teman-temanku tercinta, kami tetap memakannya. "Sebenarnya sih antara dua, laper atau memang doyan!!!" Sedikit tapi menusuk ya kalimatnya *plakk banyak barang berterbangan. Ya, meskipun nasi uduk tercinta menjadi bubur uduk, tapi jangan lupa bahwa sudah tersedia telur balado dan tempe oseng. Hore..... masih ada harapan telur balado dan tempe oseng. Kesel sih pasti, sedih juga ia, tapi bangga juga ada. "Bangga??? kamu bisa g' jelasi ke aku bangganya 'tu dimana?" Ya ialah jelas aja saya bangga, secara meskipun tidak jadi sempurna tapi saya dan teman setim memasak makanan dengan tema UDUK. Tidak sempurna memang, malah jauh dari kesempurnaan, tapi saya semakin belajar apa yang namanya perjuangan, kerja keras, kekompakkan, menghargai usaha orang lain, memberikan yang terbaik kepada orang lain, tidak menyalahkan, tidak meninggalkan teman, tetap tersenyum, dan say thank's dari teman-teman sangat berarti. Thank you teman-teman.... *sambil menangis terharu.
Yang kedua yang saya pelajari adalah, terkadang dalam hidup ini ada satu kata yang sering terlontar ketika kita maupun orang lain gagal, "Yah.......". Entah itu seperti kisah di atas, gagal melakukan sesuatu, putus sama pacar "uppsss curhat, curhat..", gagal ujian, gagal dalam pernikahan mungkin, De.eL.eL... Ungkapan yang sering kita dengar adalah NASI SUDAH MENAJA BUBUR. Sehingga dalam kehidupan ini kita sering putus asa, dan tidak mau lagi meneruskannya, kenapa? karena sudah gagal di tengah jalan. Ketika orang yang saya layani tidak bertumbuh padahal sudah berusaha, ketika anak-anak yang saya didik disekolah tidak berubah menjadi lebih baik, saya berkata bahwa ini bukan jalannya yang terbaik buat saya kali. Lebih baik saya pergi aja dari tempat ini, dan mengajar ditempat lain. Mungkin juga ditempat kerja, disekolah, kampus, kita gagal dan merasa ini bukan yang terbaik buat kita.
Satu hal yang sering kita lupa dari ungkapan nasi sudah menjadi bubur adalah, bahwa meskipun nasi sudah menjadi bubur, tapi jangan lupa bahwa Tuhan sudah menyediakan cakwe, bawang goreng, kacang kedelai, sambel, kecap manis untuk dinikmati. *mari makannn... Salah satu ungkapa yang dosen saya katakan untuk memberi semangat kepada kami bahwa "Tuhan bisa memakai tongkat yang BENGKOK untuk menulis garis LURUS". Ya... seberapa besar kegagalah hidupmu, itu bukan alasan untuk tidak menjadi lebih baik. Ingat, asalkan kita berada ditangan "CHEF" yang terbaik, maka "BUBUR UDUK" bisa menjadi sarapan, asalkan kita mau diproses oleh sang "Master Chef".
Ada quote terbaik dari mbah google
Itulah kisahku hari ini.... mana kisahmu???
# SESUATU YANG TIDAK DIABADIKAN TIDAK AKAN BISA DISEBUT ABADI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar